Setelah melalui proses seleksi di tingkat provinsi dan nasional, terpilih 20 karya terbaik Guru PAUD dan PNF dalam lomba Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (KICAU) 2025. Dua puluh peserta dengan karya terbaik mengikuti Unjuk Karya untuk menentukan pemenangnya Golden Boutique Hotel Kemayoran, Jakarta Pusat, yang disiarkan langsung melalui Kanal YouTube Kemendikdasmen dan Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Non-Formal pagi ini, Jumat (28/08/2025). Pada acara ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG), Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. menyampaikan bahwa KICAU adalah sebuah terobosan untuk mendorong pendidik PAUD dan PNF menunjukkan tingkat kreativitasnya dalam menciptakan lagu-lagu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, karena lagu merupakan salah satu media pembelajaran yang paling efektif untuk anak sehingga pesan-pesan sederhana dapat tersampaikan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.
Prof. Nunuk menguraikan tema KICAU 2025 yang berfokus pada tiga pilar pembelajaran yang saling terintegrasi untuk membentuk karakter anak melalui lagu pembelajaran anak, yaitu: karakter, lingkungan, dan sains. Berkaitan dengan karakter, lagu anak merupakan sarana untuk sejak dini menanamkan nilai kejujuran, disiplin, gotong royong, dan cinta tanah air. Berkaitan dengan lingkungan, lagu dapat sejak dini menumbuhkan cinta pada alam dan mengajak memahami pentingnya menjaga lingkungan dan hidup berkelanjutan sebagai investasi untuk masa depan bumi. Terakhir berkaitan dengan sains, lagu dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, mengajak berpikir kritis, sekaligus mengenalkan konsep sains dengan ceria dan sesuai dengan dunia mereka sehingga mudah dipahami. Mempertimbangkan urgensi di atas, Prof. Nunuk optimis KICAU akan memberikan kontribusi nyata bagi bagi peningkatan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini.
"Melalui karya-karya lagu pembelajaran, anak-anak kita dapat tumbuh dengan kecerdasan emosional yang baik serta karakter yang berkembang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya," ujarnya.
Oleh karena itu, Prof. Nunuk pun berharap KICAU akan terus berkelanjutan sehingga melahirkan lagu-lagu terkenal yang bisa dinyanyikan bagi anak-anak Indonesia. Kepada peserta terpilih ia menyampaikan ucapan selamat, dan untuk peserta yang belum terpilih ia berpesan agar berbesar hati karena sesungguhnya seluruh peserta telah berkontribusi dalam memperkaya khazanah lagu anak Indonesia, menyemarakkan dunia pendidikan anak usia dini, dan memberi dampak positif bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Prof. Nunuk juga memaparkan program Pemenuhan Kualifikasi Akademik S-1/D-4 bagi Guru PAUD melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) tipe A yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru. RPL tipe A adalah pengakuan hasil belajar yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja setelah lulus jenjang pendidikan menengah atau bentuk lain yang sederajat.
"Sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan pendidikan, guru PAUD perlu dibekali dengan kualifikasi akademik yang memadai .... Melalui program ini, pemerintah berupaya mempercepat pemenuhan kualifikasi akademik guru PAUD sekaligus meningkatkan kompetensi mereka dalam memberikan layanan pembelajaran bermutu," tegasnya.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, M.Ed. yang didaulat memberikan motivasi bagi 20 peserta dengan karya terbaik tahun ini juga mengapresiasi semangat dan dedikasi seluruh Guru PAUD dan PNF yang telah menyukseskan program KICAU dan berhasil menciptakan lagu pembelajaran lewat KICAU sehingga tahun ini total telah terpilih 30 karya terbaik.
"Lagu sebagaimana disampaikan oleh Ibu Dirjen tadi, adalah media yang tidak hanya memberikan kepada anak-anak kita rasa percaya diri, kemampuan untuk mengekspresikan rasa seni dan bakat seni, serta yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mereka menjadi anak-anak yang dapat menjadikan lagu dan lirik-liriknya itu sebagai pemandu dan juga sebagai pemantik imajinasi-imajinasi mereka tentang dirinya dan kehidupan masa depan sebagai anak-anak Indonesia yang hebat," tutur Prof. Mu'ti.
Tentang anak-anak dan lagu pembelajarannya, Menteri Abdul Mu'ti juga berpesan 20 peserta dengan karya terbaik:
Bahwa yang penting bukanlah pada vibrasi vokalnya seperti apa atau kesesuaian lagu dengan musiknya seperti apa, tapi adalah tampilnya mereka. Momen ketika mereka diberi kesempatan untuk tampil itu adalah sesuatu yang luar biasa, sehingga ketika ada anak TK menyanyi, makin salah itu makin lucu. Makin keliru lagunya, itu makin menarik, alih-alih memaksakan anak harus begini begitu, yang itu tidak seluruhnya sesuai dengan semangat pembelajaran di taman kanak-kanak, yang titik tekannya adalah bermain. Jadi, lagu anak ini adalah menjadi sarana mereka bermain, selain sebagai sarana potensi, sarana membangun cita-cita, dan berbagai macam aspek edukatif lainnya.
Jatim Borong Juara I dan III KICAU 2025
Kabar menggembirakan datang dari hasil penilaian Unjuk Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (KICAU) 2025. Dari dua puluh peserta dengan karya terbaik yang telah terpilih tingkat nasional, dua peserta dari Provinsi Jawa Timur sukses masing-masing mengusung juara I dan juara III. Adalah Christina Renci Mahardika dari TK Rukun Harapan Kabupaten Jember yang sukses meraih juara I dengan karya lagunya "Roket Balon", sedangkan juara III diraih oleh Sri Wijayati dari TKS Kemala Bhayangkari 26 Kabupaten Bondowoso dengan lagunya "Menjaga Alam". Ibu Christina mendapat hadiah apresiasi sebesar lima belas juta rupiah yang diserahkan secara simbolis oleh Prof. Abdul Mu'ti, sedangkan Ibu Sri Wijayati berhak mendapatkan hadiah apresiasi sebesar lima juta yang diserahkan secara simbolis oleh Prof. Nunuk. ***