• Koordinasi Tim Kerja Membangun Rencana Kegiatan Tahun 2024

    Manajemen BBGP Jatim bersama tim kerja dan para koordinatornya mengadakan rapat koordinasi mempersiapkan rencana kegiatan selama satu tahun sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja di Gedung Nusantara 2 BBGP Jatim, Kamis (25 Januari 2024).

  • Sosialisasi Hasil Pendampingan ZI WBK/WBBM 2023

    Sekretaris Tim Kerja RBI BBGP Jatim, Akhmadi, mempresentasikan persiapan pengisian SIAZIK, hasil dari Sosialisasi Pendampingan Pembangunan ZI WBK/WBBM di Lingkungan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Selasa (21/02/2023).

  • Komitmen Bersama Membangun ZI-WBK/WBBM

    Seluruh pegawai BBGP Jatim menandatangani Komitmen Bersama Membangun Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Sun Hotel Madiun, Sabtu (04/03/2023).

  • Evaluasi Rutin Jumat Sehat

    Setelah acara olahraga bersama tiap Jumat, pimpinan bersama karyawan BBGP Jatim melakukan evaluasi rutin atas kegiatan yang telah terselenggara selama seminggu. Seluruh peserta apel dapat memberikan masukan guna perbaikan-perbaikan kegiatan yang akan datang.

Tampilkan postingan dengan label Hari Besar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari Besar. Tampilkan semua postingan

Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di BBGTK Provinsi Jawa Timur: Mengenang Keikhlasan Para Pahlawan Kemerdekaan

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, BBGTK Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Upacara Bendera di Kampus Kota Batu (17/08/2025). Kepala BBGTK Provinsi Jawa Timur, Dr. Abu Khaer, M.Pd., selaku pembina upacara membacakan Naskah Proklamasi di hadapan para peserta upacara yang mengenakan Wastra Nusantara (kain tradisional).

Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di BBGTK Provinsi Jawa Timur

Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 adalah momen mahapenting dalam perjuangan panjang bangsa Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri, sebagaimana ditegaskan dalam pidato Bung Karno pada momen itu: 

"Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya."

Teks Proklamasi sebetulnya telah disusun oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang tergabung dalam Panitia Sembilan pada 22 Juni 1945, yang kemudian disebut dengan Piagam Jakarta. Namun dengan berbagai dinamika peristiwa yang terjadi, pada 17 Agustus 1945 sekitar pukul setengah satu dini hari, para pemimpin bangsa Indonesia sekitar 40 hingga 50 orang melakukan rapat di rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang hendak dibacakan pada pukul 10.00 pagi. Mereka terdiri dari anggota lengkap PPKI, pemimpin-pemimpin pemuda, beberapa pemimpin pergerakan, dan para anggota Chuo Sangi-In yang ada di Jakarta. Di luar, para pemuda turut setia hadir menunggu hasil pembicaraan. 

Di ruang tamu kecil, panitia kecil terdiri dari Sukarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik duduk bersama merancang teks ringkas Proklamasi. Hatta dan Sobardjo mendiktekan rumusan, Sukarno menuliskannya dengan tangan. Setelah selesai dirancang, rumusan proklamasi dibacakan oleh Sukarno perlahan-lahan dan berulang-ulang di depan hadirin di ruang tengah. Semua menyatakan setuju, kecuali pada penandatanganan yang sedianya ditandatangani seluruh hadirin sebagai wakil bangsa Indonesia. 

Sukarni mengusulkan cukup Bung Karno dan Bung Hatta saja yang menandatangani atas nama bangsa Indonesia. Hadirin sepakat, kemudian Sayuti Melik mengetik ulang rumusannya. Itulah yang membedakan rumusan tulisan tangan Sukarno dengan ketikan Sayuti Melik: para pendiri bangsa tidak memikirkan nama-nama mereka harus muncul dalam dokumen bersejarah bangsanya.

Sehari setelahnya, Piagam Jakarta--kristalisasi pergumulan pemikiran para pendiri bangsa--yang menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar juga mengalami kompromi. Kalimat yang memuat tujuh kata yang dirasa diskriminatif oleh sebagian golongan bangsa Indonesia dimufakati untuk diganti menjadi yang lebih mewakili umum: Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sidang singkat. Tentang hal itu, Bung Hatta menulis: 

"Apabila suatu masalah serius dan bisa membahayakan keutuhan negara dapat diatasi dalam sidang kecil yang lamanya kurang dari 15 menit, itu adalah suatu tanda bahwa pemimpin-pemimpin tersebut di waktu itu benar-benar mementingkan nasib dan persatuan bangsa."

Tema Peringatan HUT RI ke-80 tahun ini, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, juga sejalan dengan tujuan negara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta berperan aktif dalam perdamaian dunia. Untuk itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengajak kita untuk merapatkan barisan, bergotong royong, dan bergandeng tangan dengan semangat kemerdekaan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi seluruh anak bangsa. ***

Penulis: Tricahyo A.

Share:

Jadi Pembina Upacara HUT ke-80 RI, Mendikdasmen Serukan Persatuan dan Gotong Royong

Jakarta, 17 Agustus 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menyelenggarakan Upacara Bendera di lapangan Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Senayan, Jakarta.

Jadi Pembina Upacara HUT ke-80 RI, Mendikdasmen Serukan Persatuan dan Gotong Royong

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, bertindak sebagai pembina upacara. Dalam arahannya, Menteri Mu’ti mengawali pidato dengan menyerukan pekik “Merdeka!” yang disambut serentak oleh seluruh peserta upacara.

“Kita bersyukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat-Nya bangsa Indonesia tetap bersatu dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri kokoh, berdaulat, dan semakin maju menjadi negara besar dan bermartabat,” ujar Abdul Mu’ti dalam pidatonya.

Jadi Pembina Upacara HUT ke-80 RI, Mendikdasmen Serukan Persatuan dan Gotong Royong (2)

Beliau juga menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan  bukan sekadar pernyataan kedaulatan politik, bebas dari penjajahan tetapi juga penegasan atas kedaulatan budaya dan pintu gerbang kemenangan menuju kejayaan bangsa dan negara. Dengan semangat kemerdekaan, kita berusaha mendidik generasi bangsa yang berjiwa merdeka, memiliki semangat juang, patriotisme dan tanggung jawab yang tinggi untuk memajukan bangsa dan negara, cinta tanah air, menjaga marwah, meninggikan harkat dan martabat, memuliakan manusia menuju kebudayaan dan peradaban yang utama.

Tema HUT RI ke-80 tahun ini adalah “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, yang sejalan dengan tujuan negara sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta berperan aktif dalam perdamaian dunia.

Selain upacara bendera, perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80  juga diramaikan dengan berbagai kegiatan kebersamaan, antara lain lomba bakiak, panca dolanan, tarik tambang, panjat bambu betung, pertunjukan wayang oleh Dalang Ki Bagonk Darmono, melukis langsung oleh seniman Indonesia, sajian jajanan tradisional, orkes melayu gerobak dorong, hingga lomba band antar ketiga kementerian.

Pada kesempatan yang sama, pemerintah juga menganugerahkan Satyalancana Karya Satya kepada 18 pegawai teladan dari ketiga kementerian, masing-masing enam orang dari Kemendikdasmen, Kemenbud, dan Kemendiktisaintek. Penyematan tanda kehormatan dilakukan langsung oleh masing-masing menteri kepada perwakilan pegawai dari kementeriannya.

Jadi Pembina Upacara HUT ke-80 RI, Mendikdasmen Serukan Persatuan dan Gotong Royong (2)

“Dengan semangat kemerdekaan, mari kita rapatkan barisan, bergotong royong, dan bergandeng tangan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi seluruh anak bangsa. Merdeka!” tutup Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

Usai upacara, Mendikdasmen Abdul Mu’ti bersama Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto,  memasuki area perayaan Gema Pelindungan budaya Nusantara (Gempita) dan disambut meriah oleh suguhan tari topeng. Dalam sambutan pembuka, Fadli Zon meresmikan gelaran Gempita Kemerdekaan sekaligus memperkenalkan permainan baru “Panjat Bambu Betung”—variasi panjat tradisional yang menggunakan bambu betung yang lebih ramah lingkungan. Bambu yang digunakan dirancang untuk dimanfaatkan kembali menjadi meja, kursi, atau kerajinan setelah acara usai, sebagai wujud praktik keberlanjutan dan edukasi kepedulian lingkungan.

Jadi Pembina Upacara HUT ke-80 RI, Mendikdasmen Serukan Persatuan dan Gotong Royong

Ketiga menteri kemudian meninjau Panggung Petualangan Panca dan berbagai arena perlombaan lainnya, menyapa peserta serta masyarakat yang hadir, sembari mengapresiasi semangat kebersamaan dan kreativitas yang mengiringi perayaan HUT Ke-80 RI. ***

Sumber: Siaran Pers Nomor: 451/sipers/A6/VIII/2025 Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Share:

Refleksi Kebangsaan Bersama Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Hari Lahir Pancasila diperingati dengan khidmat dan istimewa di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Timur. Seluruh pegawai turut serta dalam upacara bendera yang berlangsung lancar dan penuh makna. Keistimewaan peringatan tahun ini terletak pada kehadiran Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Atip Latipulhayat, S.H, L.L.M., Ph.D., yang bertindak sebagai pembina upacara.

Refleksi Kebangsaan Bersama Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Dalam amanatnya, Prof. Atip Latipulhayat mengajak seluruh hadirin untuk berefleksi sebagai anak bangsa dan warga negara Indonesia. Beliau menggugah kesadaran akan pertanyaan fundamental: Bagaimana bangsa ini lahir? Bagaimana Pancasila lahir? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi jembatan menuju pemahaman akan akar sejarah yang membentuk identitas bangsa.

Refleksi Kebangsaan Bersama Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, adalah momen bersejarah untuk mengenang kembali saat Presiden Sukarno untuk pertama kalinya menyampaikan pidato legendaris dalam sidang BPUPKI I. Pada tanggal 1 Juni 1945 itulah, beliau memperkenalkan dasar negara Indonesia yang kemudian dinamai "Pancasila". Sebuah nama yang bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah falsafah hidup yang hingga kini menjadi pondasi kokoh bagi keberadaan bangsa.

Refleksi Kebangsaan Bersama Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Prof. Atip Latipulhayat menyoroti perbandingan menarik sebagai renungan. Beliau menyatakan bahwa banyak bangsa lain mengandalkan kekuatan angkatan bersejarah, seperti militer atau kekuatan fisik, sebagai dasar kekuatan negaranya. Namun, Indonesia memilih jalan yang berbeda. Bangsa ini berlandaskan pada falsafah Pancasila, yang telah terbukti menjadi perekat kesatuan bangsa dan negara hingga saat ini.

Refleksi Kebangsaan Bersama Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Kontrasnya, ada bangsa-bangsa yang justru mengandalkan kekuatan senjata sebagai tumpuan utama, namun akhirnya lenyap negaranya. Contoh nyata yang disebutkan adalah Yugoslavia, sebuah negara yang kini hanya tinggal kenangan sejarah. Fenomena ini semakin menegaskan betapa hebatnya kekuatan ideologi Pancasila dalam menjaga keutuhan dan keberlangsungan negara.

Refleksi Kebangsaan Bersama Wamen Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

Peringatan Hari Lahir Pancasila di BBGTK Jawa Timur ini bukan sekadar seremoni rutin, melainkan sebuah pengingat kolektif akan pentingnya Pancasila sebagai ideologi pemersatu. Amanat Prof. Atip Latipulhayat berhasil menanamkan kembali semangat kebangsaan dan apresiasi terhadap Pancasila sebagai warisan tak ternilai yang harus terus dijaga, diamalkan, dan dilestarikan oleh setiap generasi penerus bangsa. ***

Penulis: Fatma Dewi Fitriatus Solichah, S.Pd.

Penyunting: Tricahyo A.

Fotografer: Ali Sofyan

Share:

Sapa Murid di Bogor, Mendikdasmen Budayakan Jaga Lingkungan dan Hormati Guru

Bogor, 2 Mei 2025 - Kemeriahan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 turut dirasakan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 dan 3 Leuwibatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat saat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti hadir menyapa para murid. Anak-anak dengan antusias menyambut Mendikdasmen yang berjalan menuju ruang kelas 6 untuk meninjau proses pembelajaran. Saat itu, ada Pak Guru yang sedang mengajar tentang Jaring-Jaring Makanan.

Mendikdasmen Budayakan Jaga Lingkungan dan Hormati Guru

Dalam gambar, terlihat burung hantu yang menjadi salah satu komponen dalam Jaring-Jaring Makanan. Ketika melihat burung hantu itu, Mendikdasmen bertanya. "Ada yang bisa menirukan suara burung hantu?". Namun, tidak ada yang menjawab pertanyaan Menteri Mu'ti. Alih-alih, anak-anak di kelas saling menatap kebingungan.

 Menteri Mu'ti pun melanjutkan, "Ketika Pak Guru menjelaskan burung hantu, kalian harus bisa membayangkan burung hantu itu seperti apa. Tanyakan bagaimana bentuknya, suaranya seperti apa. Jangan takut untuk bertanya," ujarnya membangkitkan motivasi dan kepercayaan diri para murid.

Menteri Mu'ti pun mendorong para murid untuk aktif mencatat dan bertanya. Pasalnya, proses belajar harus berlangsung aktif dan riang gembira.

Sementara itu, proses pembelajaran di kelas pagi itu juga terlihat berbeda. Perangkat canggih yang bernama Papan Interaktif (Smart Board) sengaja didatangkan ke sekolah untuk menarik minat belajar murid. "Nanti sekolah kalian akan dibantu oleh Presiden dengan alat ini sehingga belajarnya lebih asyik dan menarik," kata Menteri Mu'ti.

Mendikdasmen Budayakan Jaga Lingkungan dan Hormati Guru

Mendikdasmen juga membahas tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu murid yang duduk di barisan depan menarik perhatiannya. "(Menunjuk salah satu murid) kalau ditanya jawabannya makmur terus, saya kira namanya Makmur," kelakar Menteri Mu'ti untuk mencairkan suasana.

 Selain itu, Mendikdasmen sempat bertanya, "Kalau alam kita tidak rusak, maka hidup kita akan?" Lalu, beberapa murid yang duduk di barisan paling depan ada yang melontarkan jawaban yakni tenang, bahagia, aman, dan makmur.

Merespons jawaban-jawaban tersebut, Menteri Mu'ti berpesan agar masyarakat tidak merusak alam. "Kita harus menjaga kelestarian alam baik binatang dan tumbuhan supaya alam kita lestari," ucapnya.

Kepada para murid, Menteri Mu'ti juga berpesan untuk selalu bersikap hormat terhadap guru. "Kita harus berterima kasih kepada mereka karena dengan ilmu (yang diajarkan guru) itu kita bisa menjadi orang yang cerdas," tuturnya.

Mendikdasmen Budayakan Jaga Lingkungan dan Hormati Guru

Sebelum mengakhiri sesi mengajar singkatnya, Menteri Mu'ti berpesan agar para murid semangat belajar supaya menjadi generasi hebat. "Jadilah anak yang baik dengan membiasakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat," pungkasnya.

 Adapun tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Kebiasaan-kebiasaan ini ditujukan untuk membentuk karakter anak-anak yang tangguh, sehat, cerdas, dan berprestasi.

Tentang Papan Interaktif (Smart Board)

Kemendikdasmen tengah melaksanakan Uji Keterbacaan Ruang Murid —di dalam SuperAplikasi Rumah Pendidikan— untuk mendapatkan umpan balik dari guru dan murid di lebih dari 100 sekolah. Pengembangan Ruang Murid juga melibatkan partisipasi semesta dari mitra penyedia konten/bahan belajar demi membuka akses yang lebih luas terhadap sumber belajar berkualitas.

Kolaborasi ini juga bertujuan memaksimalkan fitur interaktif dari perangkat Papan Interaktif agar pembelajaran bisa lebih menarik, partisipatif, dan mendorong keterlibatan aktif murid di kelas.Rencananya, Ruang Murid akan dirilis secara nasional dengan fitur serta materi yang lebih lengkap pada tahun ajaran baru 2025/2026. ***

Sumber: Siaran Pers Nomor: 190/sipers/A6/V/2025, Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Share:

Hardiknas 2025: Mendikdasmen Serukan Partisipasi Semesta untuk Pendidikan Nasional

Bogor, 2 Mei 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 di Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/5). Mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, peringatan ini menjadi momentum untuk meneguhkan dan memperkuat tekad serta komitmen dalam memajukan pendidikan nasional.

Mendikdasmen Serukan Partisipasi Semesta untuk Pendidikan Nasional

Upacara peringatan Hardiknas dipimpin oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kemendikdasmen. Dalam pidatonya, Mendikdasmen menegaskan bahwa sesuai amanat konstitusi, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak, serta mewujudkan peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mendikdasmen Serukan Partisipasi Semesta untuk Pendidikan Nasional

“Usaha untuk mewujudkan tujuan dan fungsi pendidikan tersebut, tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kami memerlukan partisipasi semesta untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” tutur Mendikdasmen yang pada pagi itu bertindak sebagai pembina upacara dan mengenakan pakaian adat Pangsi dari Jawa Barat. 

Mendikdasmen juga menyoroti bagaimana manusia adalah mahluk pendidikan (homo educandum). Manusia memiliki potensi yang memungkinkan mereka meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan berbagai keahlian untuk kesejahteraan dirinya, masyarakat, bangsa, dan seluruh umat manusia.

“Usaha untuk mewujudkan tujuan dan fungsi pendidikan tersebut, tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kami memerlukan partisipasi semesta untuk mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” tutur Mendikdasmen yang pada pagi itu bertindak sebagai pembina upacara dan mengenakan pakaian adat Pangsi dari Jawa Barat.

“Dalam rangka memajukan pendidikan nasional, Kemendikdasmen senantiasa berusaha untuk meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu. Pendidikan bermutu adalah prasyarat agar kita menjadi bangsa yang maju, menjadi bangsa yang bermartabat. Karena itu, anak-anakku sekalian, kalian adalah harapan masa depan bangsa,” tuturnya.

Dengan semangat Hari Pendidikan Nasional, Mendikdasmen mengajak seluruh elemen bangsa untuk saling bergandeng tangan, bahu-membahu, dan bergotong-royong mewujudkan “Pendidikan Bermutu untuk Semua” untuk Indonesia Maju. Selamat Hari Pendidikan Nasional!

***

Sumber: Siaran Pers Nomor: 189/sipers/A6/V/2025 Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Share:

Mendikbudristek: Mari Tebar Manfaat dalam Keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar

Jakarta, 2 Mei 2024 - Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin Gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim ketika berpidato pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di halaman Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Senayan, Jakarta, Kamis (2/5). Tema Hardiknas tahun ini adalah “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”.

Hardiknas 2024 Wujud Ekspresi Gerakan Merdeka Belajar (2)

Nadiem menegaskan bahwa saat ini, dunia pendidikan sudah berada di jalur yang benar, tetapi tugas seluruh elemen pendidikan untuk terus mengawalnya masih belum selesai. Ia mengajak semua pihak terkait untuk meneruskan gerakan Merdeka Belajar secara berkelanjutan. “Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan,” tuturnya dalam pidato saat menjadi pembina upacara. 

Bagi Nadiem, menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar telah menyadarkannya tentang tantangan sekaligus kesempatan yang bisa diraih Indonesia dalam memajukan dunia pendidikan. Ia mengakui, bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan pula sebuah tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, semua orang menyadari bahwa perubahan membutuhkan perjuangan. Wajar jika ada rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan.  

Mari Tebar Manfaat dalam Keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar

Kemudian, ketika langkah semua orang mulai serempak, Indonesia dihadapkan dengan tantangan yang tidak pernah terbayangkan yakni pandemi COVID-19. Dampak yang ditimbulkan dari pandemi mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup manusia secara drastis. Akan tetapi, pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, perjuangan untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat.

Lebih lanjut Nadiem mengatakan, kini masyarakat mulai merasakan perubahan yang terjadi berkat gerakan Merdeka Belajar. Perubahan yang terjadi dalam ekosistem pendidikan dan kebudayaan berlangsung serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia muncul berangkat dari gerakan Merdeka Belajar. 

Mari Tebar Manfaat dalam Keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar

Mendikbudristek menyebut banyaknya cerita positif dari anak-anak Indonesia atas situasi pembelajaran di kelas. Tak hanya itu, guru-guru kini berani untuk mencoba berbagai hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Lalu, para mahasiswa lebih siap untuk berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Belum lagi, para seniman dan pelaku budaya yang makin semarak menggelar karya-karya kreatif nan ekspresif. 

Suasana upacara pagi ini terasa khidmat dan syahdu. Dalam balutan busana adat Jawa yang dikenakannya, Nadiem menyampaikan pesan mendalam. Menurutnya, waktu yang bergulir selama lima tahun, pada akhirnya membawa pada ujung pengabdian sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ia mengatakan bahwa itu bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar.

Mendikbudristek Mari Tebar Manfaat dalam Keberlanjutan Gerakan Merdeka Belajar

“Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan,” pesannya. 

Selamat Hari Pendidian Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar. ***

Sumber: Siaran Pers Nomor: 138/sipers/A6/IV/2024
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek
Share:

Semarak Hardiknas 2024 Wujud Ekspresi Gerakan Merdeka Belajar

Jakarta, 2 Mei 2024 — Upacara bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 berlangsung meriah di Halaman Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kamis (2/5). Kemeriahan tersebut ditunjukkan melalui sejumlah pertunjukan seni yang ditampilkan oleh peserta didik dan pegiat seni budaya.

Hardiknas 2024 Wujud Ekspresi Gerakan Merdeka Belajar

Dalam sambutannya, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, menyoroti wajah baru dunia pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang sedang dibangun bersama melalui gerakan Merdeka Belajar. Banyak praktik baik terjadi dan kini anak-anak Indonesia kembali berani untuk bermimpi dengan kemerdekaan belajar yang dilakukannya.

“Kita melihat kembali keberanian para guru untuk mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi dengan kebebasan belajar di luar kampus. Dan kita merasakan kembali karya-karya kreatif seniman dan pelaku budaya yang terus didukung untuk berekspresi,” pungkas Nadiem.

Salah satu pengisi acara yakni peraih medali emas Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2023, Joana Grania Wenthe, siswi SMA Negeri 2 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengaku sangat senang dan bangga dapat tampil pada upacara bendera di hadapan Mendikbudristek. Menurutnya, gerakan Merdeka Belajar telah membantunya meraih mimpi untuk melanjutkan sekolah kedokteran di perguruan tinggi

“Hari ini saya khusus menyanyikan lagu Zamrud Khatulistiwa, lalu gabungan lagu daerah Kampuang Nan Jauh di Mato, dan lagu Bahagia dari GAC. Sebagai orang yang merasakan dampak positif dari gerakan Merdeka Belajar, saya berharap pendidikan Indonesia dapat terus berkembang dengan memberikan kebebasan ekspresi kepada peserta didik. Untuk seluruh generasi muda, terus berlatih dan jangan takut untuk mencoba, teruslah bermimpi karena semuanya dimulai dari bermimpi,” ucapnya

Selain itu, pemimpin upacara bendera, Raihan Daffa Ramadhan, siswa SMA Negeri 3 kota Tangerang Selatan, merasa bangga karena terpilih menjadi salah satu bagian dalam rangkaian upacara peringatan Hardiknas di kantor Kemendikbudristek. Menurutnya, Hardiknas tahun ini berlangsung meriah dan berwarna dengan dipenuhi para peserta dan pembina upacara yang menggunakan pakaian adat.

Hardiknas 2024 Wujud Ekspresi Gerakan Merdeka Belajar

“Sebagai generasi muda, gerakan Merdeka Belajar membuat peserta didik menjadi lebih bebas dan mampu mengeluarkan kreativitasnya dalam belajar. Dalam sistem Merdeka Belajar ini saya merasa tidak mendapatkan tekanan dalam belajar dan semoga pendidikan di Indonesia dapat lebih maju agar dapat bersaing di kancah internasional,” ujar Raihan. 

Selanjutnya, salah satu siswa Program Penguatan Karakter Siswa Mandiri Melalui Kreasi Seni (PRESISI), Christianus Devano Chaniago, sekaligus siswa SMA Marsudirini Muntilan Magelang, merasa bahagia mendapatkan pengalaman menjadi peserta upacara Hardiknas di hadapan Mendikbudristek. Sebagai siswa PRESISI, Devano menuturkan bahwa kini pendidikan Indonesia membuka kesempatan untuk siapapun dalam meraih mimpi.

“Merdeka Belajar membuat kita bisa menggali lebih dalam tentang apa yang kita senangi dan bagaimana caranya belajar lebih baik daripada sebelumnya. Pada peringatan Hardiknas tahun ini, saya berharap pendidikan Indonesia terus memperhatikan orang-orang yang kesulitan dalam menggapai cita-cita mereka, sehingga generasi muda memiliki arah dan tujuan dalam membangun Indonesia menjadi lebih baik,” ucap Devano.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Nadiem juga melakukan Penyematan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya kepada 6 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kemendikbudristek. Adapun enam pegawai tersebut antara lain, Taufiq dari Universitas Sriwijaya, Retno Dwimarwati dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Joko Ahmad Julifan dari Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Sumatera Utara, Siti Marfuah dari Biro Perencanaan, Beatus Tambaip dari Universitas Musamus Merauke, dan Umi Kulsum dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.

Hardiknas 2024 Wujud Ekspresi Gerakan Merdeka Belajar

Salah satu peraih Satyalanca Karya Satya, Siti Marfuah, mengungkapkan kegembiraannya atas pencapaian ini. Ia menilai, semua kerja keras dan eksistensi akan terekam dan dihargai, dan semakin menyadarkan bahwa tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah memberikan pengabdian serta dedikasi yang terbaik untuk negara.

“Sukses yang mulia menjadi tujuan sebagai ASN tidak bisa diraih dan dilakukan oleh diri sendiri. Sangat diperlukan sinergi bersama, bekerja menjadi satu dalam tim untuk mewujudkan kesuksesan tersebut,” tutup Siti.

Pelaksanaan upacara Hardiknas 2024 turut dihadiri oleh Mendikbudristek era terdahulu, yakni Wardiman Djojonegoro dan Bambang Soedibyo. Kemeriahan acara juga turut dihadiri oleh Nyi Prabawati Idha Kusumaningdyah dan Ki Bayu Prabangkara yang merupakan keluarga dari Ki Hadjar Dewantara. 

Selanjutnya, para peserta upacara merupakan perwakilan Guru, Dosen, Mahasiswa, Peserta Didik Sanggar Kegiatan Belajar (PKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Siswa Inklusi, Siswa-Siswi Jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Siswa Sekolah Adat, Sekolah Lapang Kearfikan Lokal, Presisi, serta Peserta Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBI) 2024. Mengakhiri rangkaian upacara Hardiknas 2024, seluruh peserta disuguhkan dengan sajian kuliner Nusantara, antara lain Bakso, Batagor, Es Podeng, Surabi, Sate Padang, Lontong Medan, Es Cendol, Soto Mie, dan Pempek. ***

Sumber:  Siaran Pers Nomor: 139/sipers/A6/V/2024
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat , Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek
Share:

Sejarah Hari Pers Nasional

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah organisasi wartawan pertama di Indonesia yang dibentuk dalam kongres di Surakarta, pada 9 - 10 Februari 1946. Kongres wartawan pertama ini menghasilkan pengurus organisasi dengan Mr. Sumanang Surjowinoto sebagai Ketua PWI pertama, Sudarjo Tjokrosisworo sebagai sekretarisnya, bersama delapan anggota lainnya. 

kongres perdana wartawan indonesia di Surakarta, pada 9 - 10 Februari 1946

Pada masa itu, Indonesia sedang mengalami momen-momen kritis mempertahankan kemerdekaan pasca-proklamasi 1945. Berbekal Civil Affairs Agreement, Belanda tengah berusaha menjajah kembali wilayah kedaulatan Indonesia, baik melalui upaya diplomasi maupun militer. Pada akhir 1945, Belanda alias Netherland Indies Civil Administration (NICA) berhasil mendarat dengan membonceng tentara sekutu di kota-kota kunci Indonesia. Situasi keamanan yang makin memburuk membuat pemerintah Indonesia memindahkan ibukotanya dari Jakarta ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946.

Di tengah situasi genting itulah PWI lahir. Kelahirannya melambangkan kesatuan wartawan Indonesia bahu membahu bersama rakyat dalam perjuangan membela bangsa dan negara dari bahaya yang mengancam kedaulatannya. Tekad itu kentara dari tujuan kepengurusan dalam mengoordinasi barisan pers nasional: "Menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan nyala revolusi, dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional, untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat."

kongres pertama wartawan indonesia di Surakarta, pada 9 - 10 Februari 1946

Segera pada tahun itu, bermunculan berbagai surat kabar baru dengan tekad yang sama. Berbagai usaha dikobarkan para penulis militan dalam menjaga martabat kemerdekaan bangsa dengan segala keterbatasan: mulai dari menulis rubrik satir untuk mengkritis ketidakadilan penjajah, menggratiskannya bagi rakyat umum, hingga mengedukasi rakyat lewat tulisan maupun corong radio dari desa ke desa.

Tanggal 9 Februari kemudian ditetapkan pemerintah sebagai Hari Pers Nasional (HPN) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985.

Hingga kini, HPN diperingati setiap tahun. Perayaan HPN tahun ini akan diadakan di Jakarta pada 17 - 20 Februari mendatang, dengan tekad "Mengawal Transisi kepemimpinan Nasional dan menjaga keutuhan Bangsa".

Semangat jurnalis tak kenal lelah dalam menggali fakta dan menyampaikan informasi yang relevan. Jurnalis, teruslah menjaga integritas profesionalisme, dengan menyuarakan nilai-nilai kebenaran demi keselamatan bangsa ini. Selamat Hari Pers Nasional 2024! 

***

Sumber:

pwi.or.id (sejarah)

anri.go.id (foto)

Seabad Pers Kebangsaan 1907 - 2007 (unduh gratis di googlebook)

Pers Indonesia (unduh gratis di googlebook)

Rushdy Hoesein, Terobosan Sukarno dalam Perjanjian Linggarjati (googlebook)

PWI 55 TAHUN : Menegakkan Profesionalisme dan Etika Pers di Era Multimedia (googlebook)


#pwi #HariPersNasional2024

#persatuanwartawanindonesia #keutuhanbangsa #hutpwi #BBGPJatim

Share:

Peringati Hari Guru Sedunia, Merdeka Mengajar Menguatkan Guru Penggerak untuk Pemenuhan Guru Berkualitas

 

Jakarta, 3 November 2023 --- Peringatan Hari Guru Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 5 Oktober, menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk terus mendukung guru di seluruh dunia agar menjadi bagian penting dalam pembangunan generasi bangsa. Salah satu kebijakan yang diluncurkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah terus bergerak menambah jumlah guru yang berkualitas melalui Program Guru Penggerak.

Peringati Hari Guru Sedunia, Merdeka Mengajar Menguatkan Guru Penggerak untuk Pemenuhan Guru Berkualitas

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, sejak tahun 2020, Program Guru Penggerak terus memberikan kesempatan bagi para guru di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinannya. Saat ini, kata Mendikbudristek, sudah lebih dari 70 ribu Guru Penggerak di seluruh Indonesia yang terus bergerak menciptakan berbagai inovasi untuk membuat proses belajar menjadi jauh lebih menyenangkan untuk peserta didik.

“Melalui Program Guru Penggerak, guru diberi ruang yang seluas-luasnya untuk berinovasi di dalam kelas dan mengembangkan potensinya secara optimal sebagai pendidik,” disampaikan Mendikbudristek dalam sambutannya secara virtual pada peringatan Hari Guru Sedunia 2023, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka), Jakarta, Rabu (1/11).

Pada peringatan ini, Menteri Nadiem mengapresiasi para guru yang telah menjadi penggerak Merdeka Belajar di satuan pendidikan dan daerahnya masing-masing. “Guru adalah garda terdepan transformasi sistem pendidikan Indonesia. Guru berkualitas adalah kunci dari pembelajaran yang bermutu. Oleh karena itu, saya yakin bahwa Ibu/Bapak guru memiliki keinginan yang sama dengan saya yakni memberikan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus Indonesia,” ucapnya.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, menyampaikan melalui paket kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbudristek telah memastikan kesempatan yang adil bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran melalui ekosistem belajar yang berdaya dan saling menguatkan. 

Ninik Suryani Peringatan Hari Guru Sedunia

Upaya memastikan hal tersebut, dilakukan Kemendikbudristek melalui tiga visi utama. Pertama, menjadikan profesi guru lebih bermartabat, terhormat, dan membanggakan melalui program Rekrutmen ASN PPPK, Program PPG Prajabatan, Tata Kelola GTK, dan PGP Daerah Khusus/ Intensif.

Kedua, menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai agen transformasi pendidikan melalui Program Guru Penggerak (PGP). Ketiga, menghidupkan gotong royong dalam menciptakan ekosistem belajar guru dan tenaga kependidikan yang berdaya dan saling menguatkan, yakni melalui Implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas Belajar Guru Penggerak, Platform Merdeka Mengajar, BGP/BBGP, Program Organisasi Penggerak, serta Guru Belajar dan Berbagi.

“Melalui Peringatan Hari Guru Sedunia ini, mari kita bimbing bersama-sama generasi muda kita agar mereka selalu memandang guru sebagai profesi yang mulia. Bagaimana pun juga, kita tidak boleh berhenti menghormati jasa guru di Indonesia, dan juga dunia, dengan seluruh cara-cara terbaik yang kita punya,” ucap Dirjen Nunuk. 

Dalam konteks pendidikan yang terus berubah dan tantangan yang semakin komplek, Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro, mengatakan, konsep Merdeka Mengajar adalah paradigma baru tentang peran guru dalam membentuk pendidikan yang lebih baik di Indonesia. “Ini bukan sekadar semboyan, tetapi sebuah komitmen untuk memberdayakan para pendidik kita yang merupakan panglima di garis depan pendidikan, penggerak utama dalam menentukan kualitas sistem pendidikan di Indonesia,” tutur Rektor Uhamka. 

Konsep Merdeka mengajar, kata Rektor Gunawan, membawa harapan dalam transformasi pendidikan Indonesia ke depan. Merdeka Mengajar adalah langkah maju yang membuka pintu untuk memberikan guru lebih banyak kendali atas proses pengajaran dan pembelajaran. 

Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro Peringatan Hari Guru Sedunia

“Dengan memberikan guru otonomi untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memilih metode pengajaran yang efektif dan mengikuti perkembangan terkini dalam pendidikan, kita dapat memastikan bahwa pendidikan kita lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan generasi mendatang,” ucap Gunawan. 

Sementara itu, Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Santi Ambarrukmi, dalam laporannya, menyampaikan tujuan peringatan Hari Guru Sedunia ini adalah untuk mengapresiasi para guru yang telah berkontribusi bergerak mewujudkan Merdeka Belajar.

“Pada peringatan Hari Guru Sedunia ini, kita ingin mengajak masyarakat untuk menjadikan guru sebagai profesi yang sangat mulia. Kami juga mengajak anak-anak muda yang berbakat, berprestasi, dan memiliki panggilan jiwa untuk menjadi guru,” tutur Santi. 

Direktur Guru PAUD dan Dikmas Santi Ambarrukmi eringatan Hari Guru Sedunia.jpeg


Pada peringatan Hari Guru Sedunia 2023 ini, Kemendikbudristek juga menggelar webinar dengan tema ‘Guru yang Kita Idamkan untuk Pendidikan yang Kita Inginkan: Gerakan Global untuk Mengatasi Kekurangan Guru’. Hadir secara luring pada webinar ini, 250 mahasiswa FKIP Uhamka, dan 1.000 peserta yang menyaksikan secara daring dengan narasumber adalah Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah; Guru SDN 03 Jatimulya, Bekasi, Nanda Yurani; dan Guru SDN Petojo Utara 13 Pagi, Jakarta Pusat, Galih Sulistyaningrat.

Menurut Itje, ada satu kecakapan penting yang harus menjadi pegangan guru di seluruh dunia, yaitu cinta belajar. “Kreatif bukan bawaan lahir, kreatif itu terlahir ketika seseorang berlatih berpikir kritis. Beripikir kritis akhirnya akan lebih mudah mendapatkan apapun yang ada di sekitarnya untuk membantu efektivitas pemebelajarannya, karena wujud kasih sayang seorang guru kepada siswanya adalah keterampilan guru menyelenggarakan proses mendidik dan mengajar,” ungkap Itje. 

Untuk menjadi guru yang diidamkan, kata Nanda, adalah yang cinta dulu akan profesinya. “Dengan mencintai profesi sebagai guru, maka dia akan mengetahui bahwa sebagai guru akan punya banyak kebahagiaan sehingga akan dirindukan oleh muridnya,” ungkap Nanda.

Sementara itu, menurut Galih, menjadi guru yang diidamkan itu tidak boleh melupakan karakter. Guru harus mampu memanusiakan hubungan dengan murid dan mampu berempati dengan muridnya. “Guru yang paham akan perannya, mampu memerdekakan dirinya terlebih dahulu secara pikiran. Guru yang mampu memahami apa yang sebenarnya menjadi kekuatan dirinya, menjadikan potensinya untuk kemudian ditularkan kepada muridnya,” ucapnya. ***

Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  Nomor: 599/sipres/A6/XI/2023

Share:

Makna Logo Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

Logo Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dibentuk dari 3 elemen yang terdiri dari Bintang Pendidikan, Keceriaan dan Pena. Pilihan warna dari logo ini memiliki makna semangat kreatifitas dan inovasi generasi muda dalam memaksimalkan potensi intelektualnya. Logo ini memancarkan semangat yang begitu nyata. Semangat yang digambarkan pada logo ini dilambangkan Mulai dari warna yang memiliki makna semangat kreatifitas dan inovasi generasi muda dalam memaksimalkan potensi intelektualnya. 

Makna Logo Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

Makna dari masing-masing ketiga elemen logo Hardiknas sebagai berikut:

Bintang, menggambarkan semangat Hardiknas yang selaras dengan visi dan misi pemerintah untuk melahirkan generasi Indonesia yang cerdas berkarakter. Garis luwes pada bintang menggambarkan semangat adaptif dan tangguh menghadapi perubahan zaman yang sangat dinamis.

Keceriaan, menggambarkan suasana pendidikan Indonesia yang menggembirakan, penuh dengan antusiasme, dan gotong royong serta partisipasi publik. Gradasi warna merujuk pada semangat kreativitas dan inovasi generasi muda dalam memaksimalkan potensinya.

Pena, menggambarkan proses pendidikan sebagai sebuah proses penciptaan mahakarya yang memerlukan perpaduan holistik antara kemampuan intelektual, emosional, dan spritual dalam pelaksanaan

Hari Pendidikan Nasional sendiri ditetapkan pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara yaitu pada tanggal 2 Mei. Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa. Ki Hadjar Dewantara juga merupakan pahlawan nasional yang dihormati sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. ***

Sumber: Panduan Visual Logo Hardiknas 2020

Share:

Update Informasi

Peningkatan Kompetensi & Kesejahteraan Guru melalui Program PPG
    Sehubungan dengan pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Tertentu (Dalam Jabatan) tahun 2024, Kemendidkasmen menyatakan:
  1. . PPG bagi Guru Tertentu tahun 2024 dilaksanakan melalui 3 tahap, yakni Piloting PPG bagi Guru Tertentu tahap 1 dengan peserta sebanyak 90.487, Piloting tahap 2 sebanyak 211.068 peserta, dan di tahap 3 sebanyak 305.046 peserta.
  2. Total keseluruhan peserta PPG bagi Guru Tertentu tahun 2024 adalah sebanyak 606.601 dengan kelulusan sejumlah 598.558 (98,59%). Dan menjadi pelaksanaan Tertentu tahun 2024 dengan kelulusan sejumlah 598.558 (98,59%). Ini merupakan pelaksanaan PPG bagi Guru Tertentu dengan jumlah peserta terbanyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
  3. PPG bagi Guru Tertentu tahun 2024 menjadi transformasi besar PPG bagi Guru Tertentu dan upaya percepatan sertifikasi guru dengan sasaran lebih besar dan dapat mendukung penuntasan guru yang belum memiliki sertifikat pendidik.
  4. Kemendikdasmen terus mengupayakan penuntasan sertifikasi bagi 1.3 juta guru dan berharap semua guru di Indonesia telah memiliki sertifikasi pendidik (serdik) paling lambat di tahun 2026
  5. Penyelenggaraan program PPG bagi Guru Tertentu dilakukan melalui pembelajaran mandiri dan penugasan terstruktur secara daring, tanpa memungut biaya pada peserta atau gratis, karena sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
  6. Saat ini, terdapat sekitar 480 ribu guru yang mengikuti seleksi administrasi PPG bagi Guru Tertentu yang telah dilaksanakan pada 28 November hingga 20 Desember 2024 melalui aplikasi SIMPKB.
Perpindahan KS Sekolah Penggerak
  1. Membuat Berita Acara difasilitasi oleh Dinas.
  2. Dinas berkoordinasi dengan BBPMP Jatim dengan membuat surat (dilampiri BA) dialamatkan kepada Dirjen PDM tembusan ke Kepala BBPMP Jatim dan Kepala BBGP Jatim.
  3. BBPMP Jatim akan memberikan link usulan perubahan KS tsb.
  4. Setelah disetujui dan keluar SK dari Dirjen PDM, Tim Kerja PSP di Dit. KSPS dan Tendik akan memberikan informasi ke TIm Pengembang SimPKB agar KS baru tsb disinkronkan ke Program Sekolah Penggerak di SimPKB.
  5. Laporan PMO oleh KS khusus bulan Agustus, terakhir tanggal 20 September 2023.
Sekolah Penggerak (03/05/2023)
  1. Ploting FSP dengan sekolah dampingan sedang proses dikerjakan.
  2. Penyamaan persepsi FSP seluruhnya dilakukan oleh Direktorat sehingga undangan dll. akan disampaikan oleh direktorat.
  3. Di wilayah lain juga sedang proses ploting, dan penugasan sebagai NS Pelatihan KP menunggu selesainya kegiatan Penyamaan persepsi FSP tersebut.
Pengelolaan Kinerja PMM (09/01/2024)
  • Perencanaan Pengelolaan Kinerja dapat dilakukan hingga 31 Januari 2024. Setelah itu, Anda dapat melanjutkan ke tahap Pelaksanaan. Jadi, Anda masih memiliki waktu untuk memahami langkahnya dan mendiskusikan rencana kinerja Anda bersama kepala sekolah.

Info Internal

SKP dan Kehadiran
  1. Rekap data presensi dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 3 Setiap Awal Bulan.
  2. Apabila ada ketidaksesuaian data, mohon segera konfirmasi ke bagian Subpokja Tatalaksana dan Kepegawaian sebelum tanggal 3 di awal bulan.
  3. Selama bulan Ramadhan, presensi masuk mulai pukul 08.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB kecuali Jumat pukul 15.30 WIB.
  4. DL (Dinas Luar) : Tidak Melakukan perekaman Absensi KDK/KDM pada Asigo/mesin finger
  5. DD (Dinas Dalam) : Melakukan perekaman Absensi sesuai jadwal KDK/KDM
  6. DO (Dinas Online/Daring) : Melakukan perekaman Absensi sesuai jadwal KDK/KDM
  7. PIKET : Melakukan perekaman Absensi KDK
  8. NB:- Dimohon dapat menaati jadwal KDK/KDM/PIKET dari Tim Kerja yang telah disampaikan ke Tim Kerja Kepegawaian; - Dimohon tidak melakukan tukar menukar jadwal sesama pegawai; - Data Kehadiran yang kami sampaikan ke bagian keuangan adalah dari sistem, jadi pegawai dapat mengecek secara berkala kehadiran masing-masing. Terima kasih kami sampaikan atas bantuan dan kerja samanya🙏🏻 Admin Kehadiran-Tim Kerja TLK
  9. Dimohon untuk mengisi Log Harian setiap hari.
catatan:
  • pengecekkan kehadiran pada laman kehadiran GTK dilakukan setiap hari diatas pukul 13.00 WIB;
  • dimohon dapat berkonfirmasi, apabila ada yang belum sesuai dengan kehadirannya;
  • Konfirmasi kehadiran dapat disampaikan kepada admin kehadiran masing-masing kantor (Admin Kehadiran Kantor Batu/Admin Kehadiran Kantor Sidoarjo);
  • dimohon Pokja menginformasikan kepada Kepegawaian terkait kepanitian apabila ada update nama-nama petugas yang ditunjuk/diganti.

Logo RBI