Hari Lahir Pancasila diperingati dengan khidmat dan istimewa di Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Timur. Seluruh pegawai turut serta dalam upacara bendera yang berlangsung lancar dan penuh makna. Keistimewaan peringatan tahun ini terletak pada kehadiran Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Atip Latipulhayat, S.H, L.L.M., Ph.D., yang bertindak sebagai pembina upacara.
Dalam amanatnya, Prof. Atip Latipulhayat mengajak seluruh hadirin untuk berefleksi sebagai anak bangsa dan warga negara Indonesia. Beliau menggugah kesadaran akan pertanyaan fundamental: Bagaimana bangsa ini lahir? Bagaimana Pancasila lahir? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi jembatan menuju pemahaman akan akar sejarah yang membentuk identitas bangsa.
Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, adalah momen bersejarah untuk mengenang kembali saat Presiden Sukarno untuk pertama kalinya menyampaikan pidato legendaris dalam sidang BPUPKI I. Pada tanggal 1 Juni 1945 itulah, beliau memperkenalkan dasar negara Indonesia yang kemudian dinamai "Pancasila". Sebuah nama yang bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah falsafah hidup yang hingga kini menjadi pondasi kokoh bagi keberadaan bangsa.
Prof. Atip Latipulhayat menyoroti perbandingan menarik sebagai renungan. Beliau menyatakan bahwa banyak bangsa lain mengandalkan kekuatan angkatan bersejarah, seperti militer atau kekuatan fisik, sebagai dasar kekuatan negaranya. Namun, Indonesia memilih jalan yang berbeda. Bangsa ini berlandaskan pada falsafah Pancasila, yang telah terbukti menjadi perekat kesatuan bangsa dan negara hingga saat ini.
Kontrasnya, ada bangsa-bangsa yang justru mengandalkan kekuatan senjata sebagai tumpuan utama, namun akhirnya lenyap negaranya. Contoh nyata yang disebutkan adalah Yugoslavia, sebuah negara yang kini hanya tinggal kenangan sejarah. Fenomena ini semakin menegaskan betapa hebatnya kekuatan ideologi Pancasila dalam menjaga keutuhan dan keberlangsungan negara.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di BBGTK Jawa Timur ini bukan sekadar seremoni rutin, melainkan sebuah pengingat kolektif akan pentingnya Pancasila sebagai ideologi pemersatu. Amanat Prof. Atip Latipulhayat berhasil menanamkan kembali semangat kebangsaan dan apresiasi terhadap Pancasila sebagai warisan tak ternilai yang harus terus dijaga, diamalkan, dan dilestarikan oleh setiap generasi penerus bangsa. ***
Penulis: Fatma Dewi Fitriatus Solichah, S.Pd.
Penyunting: Tricahyo A.
Fotografer: Ali Sofyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar