• Koordinasi Tim Kerja Membangun Rencana Kegiatan Tahun 2024

    Manajemen BBGP Jatim bersama tim kerja dan para koordinatornya mengadakan rapat koordinasi mempersiapkan rencana kegiatan selama satu tahun sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja di Gedung Nusantara 2 BBGP Jatim, Kamis (25 Januari 2024).

  • Sosialisasi Hasil Pendampingan ZI WBK/WBBM 2023

    Sekretaris Tim Kerja RBI BBGP Jatim, Akhmadi, mempresentasikan persiapan pengisian SIAZIK, hasil dari Sosialisasi Pendampingan Pembangunan ZI WBK/WBBM di Lingkungan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Selasa (21/02/2023).

  • Komitmen Bersama Membangun ZI-WBK/WBBM

    Seluruh pegawai BBGP Jatim menandatangani Komitmen Bersama Membangun Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Sun Hotel Madiun, Sabtu (04/03/2023).

  • Evaluasi Rutin Jumat Sehat

    Setelah acara olahraga bersama tiap Jumat, pimpinan bersama karyawan BBGP Jatim melakukan evaluasi rutin atas kegiatan yang telah terselenggara selama seminggu. Seluruh peserta apel dapat memberikan masukan guna perbaikan-perbaikan kegiatan yang akan datang.

Tampilkan postingan dengan label Penguatan Literasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penguatan Literasi. Tampilkan semua postingan

Praktik Baik Numerasi di Sekolah: Dari Taman Numerasi hingga Permainan Tradisional

Jakarta, 19 Agustus 2025— SD Negeri Meruya Selatan 04 Pagi hari ini menjadi saksi lahirnya peluncuran Gerakan Numerasi Nasional (GNN) yang menjadi program baru di dunia pendidikan Indonesia. Melalui gerakan ini budaya numerasi dibangun sejak dini dengan cara yang menyenangkan agar anak-anak Indonesia tidak hanya terampil berhitung, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan adaptif dalam kehidupan sehari-hari.

Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya menanamkan kecintaan terhadap numerasi. “Dimulai dari menumbuhkan rasa cinta dan kegemaran kepada Matematika. Untuk membangun rasa cinta bahwa matematika itu mudah, cara kita mengajarnya juga harus menyenangkan,” ujar Mendikdasmen di Jakarta, Selasa (19/8). 

Menteri Mu’ti juga menekankan bahwa keterampilan numerasi harus dibiasakan sejak dini dan diajarkan dengan cara yang menyenangkan. “Kebiasaan untuk anak-anak kita menggunakan angka, membaca peta dengan numerasi harus kita bangun sebagai bagian dari gerakan dan budaya. Kebiasaan yang menyenangkan ini perlu ditanamkan untuk melawan mitos bahwa Matematika bikin mumet,” tambahnya.

Berbagai Praktik Baik Numerasi di Sekolah

Peluncuran GNN di SD Negeri Meruya Selatan 04 Pagi  juga menampilkan praktik baik dari para guru yang mengintegrasikan numerasi dalam kegiatan belajar sehari-hari. Kepala Sekolah Dasar Negeri Meruya Selatan 04 Pagi, Tri Susilawati, menjelaskan bagaimana sekolahnya menghadirkan taman numerasi sebagai ruang belajar kreatif di luar kelas. Menurutnya, suasana sekolah yang ramah numerasi mampu menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat anak-anak. 

Praktik Baik Numerasi di Sekolah

“Program GNN ini menurut saya sangat-sangat baik, karena dengan program ini, membiasakan pembelajaran numerasi di sekolah menjadi lebih mudah. SDN Meruya Selatan 04 Pagi misalnya, numerasi dikemas melalui taman-taman numerasi di lingkungan sekolah, dengan hiasan di tembok maupun lantai. Dengan begitu, anak-anak tidak merasa bosan, guru pun lebih mudah membuat pembelajaran menarik di luar kelas,” jelasnya. 

Ia juga menambahkan harapannya agar anak-anak merasa tidak takut untuk belajar numerasi maupun matematika. “Harapan terbesar saya agar anak-anak Indonesia benar-benar tergerak dalam belajar numerasi, agar mereka tidak lagi merasa takut dengan Matematika yang selama ini dianggap momok,” ujar Tri.

Sementara itu, kisah lain datang dari SDN Tugu Selatan 03, Nilam Sarmaria yang mengajarkan numerasi melalui permainan tradisional. Praktik ini menunjukkan bahwa pembelajaran numerasi bisa dikaitkan dengan budaya lokal yang dekat dengan kehidupan anak. “Kalau di sekolah kami, keseharian yang saya ajarkan di dalam kelas itu bermain dengan congklak dan dempla. Dari situ anak-anak belajar menghitung, menentukan nilai tempat, sekaligus melatih logika dengan cara yang menyenangkan,” jelas Nilam. 

Praktik Baik Numerasi di Sekolah

Tak ketinggalan, Guru SDN Meruya Selatan 04 Pagi, Vita Krisnasari, juga menyampaikan dukungannya terhadap GNN. “Kami sangat mendukung gerakan numerasi nasional ini karena numerasi merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap anak Indonesia. Keterampilan ini bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan diimplementasikan dalam berbagai aktivitas. Harapannya tentu saja dapat meningkatkan kemampuan numerasi setiap anak di Indonesia sehingga menjadi modal berharga bagi masa depan mereka.”

Ia menambahkan bahwa praktik pembelajaran numerasi dibuat menyenangkan dan lintas mata pelajaran. “Kalau di sekolah, kami ajarkan numerasi tidak hanya di Matematika, tapi juga di pelajaran lain. Salah satunya dengan menghadirkan pojok numerasi. Lingkungan sekolah kami sudah dilengkapi dengan fasilitas numerasi,” tutup Vita.

Sementara itu, Guru SDN Pulau Kelapa 02 Pagi, Kepulauan Seribu, Hidayat, menekankan pentingnya suasana belajar yang ramah. “Peran guru sangat penting, yaitu bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa takut lagi terhadap matematika ataupun numerasi,” ujarnya. Ia juga mencontohkan praktik sederhana yang diterapkannya, “Misalnya ketika anak jajan, kita bisa ajak mereka membaca kandungan gizi di bungkus makanan. Dari situlah numerasi hadir dalam kehidupan nyata,” lanjut Hidayat.

Praktik Baik Numerasi di Sekolah (3)

Hidayat berharap, “Saya berharap gerakan nasional ini bisa dilakukan secara menyeluruh di seluruh Indonesia, sehingga meningkatkan capaian numerasi anak-anak bangsa.”

Peluncuran Gerakan Numerasi Nasional di SDN Meruya Selatan 04 Pagi. menjadi simbol awal dari gerakan bersama membangun budaya numerasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan praktik baik yang dilakukan guru, dukungan orang tua, dan keterlibatan komunitas, diharapkan GNN menjadi akar kuat yang menumbuhkan generasi Indonesia yang lebih cerdas, tangguh, dan hebat. ***

Sumber: Siaran Pers Nomor: 459/sipers/A6/VIII/2025 Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Share:

Mendikdasmen: Numerasi adalah Fondasi Membangun Bangsa, Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Jakarta, 19 Agustus 2025 –  Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Gerakan Numerasi Nasional (GNN). Dengan mengusung tema “Mahir Numerasi, Majukan Negeri", gerakan ini menjadi salah satu wujud komitmen pemerintah dalam membangun generasi masa depan yang memiliki kemampuan numerasi sebagai dasar daya saing bangsa di era global.

Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyoroti pentingnya anak-anak Indonesia untuk mencintai Matematika dan numerasi, bukan hanya sebagai pelajaran, melainkan sebagai dasar untuk mengembangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan. “Jika diibaratkan pohon, numerasi merupakan akar dari berbagai ilmu, berbagai disiplin dalam kehidupan kita sehari-hari. Kalau akar itu kuat maka batang dan rantingnya akan kuat karena hampir semua bidang ilmu memerlukan Matematika dan keterampilan numerasi,” ujar Mendikdasmen saat peluncuran GNN di SD Negeri Meruya Selatan 04 Pagi, Jakarta, Selasa (19/8).

Mendikdasmen kembali menegaskan peran numerasi sebagai kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap individu untuk menjalani kehidupan. “Numerasi itu penting, dan numerasi adalah bagian dari kemahiran, bagian dari kemampuan yang menjadi sarana kita agar kemampuan anak-anak kita di bidang ilmu-ilmu yang lain juga dapat ditingkatkan dengan Matematika sebagai ilmu alatnya dengan numerasi sebagai fondasinya,” ujarnya.

Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Lebih lanjut, Mendikdasmen mengajak semua pihak agar GNN ini menjadi bagian dari gerakan bersama untuk membangun budaya numerasi sebagai fondasi generasi Indonesia yang kuat dan hebat. “Saya berharap ini menjadi bagian dari gerakan bersama membangun budaya numerasi sebagai bagian dari membangun generasi Indonesia yang kuat, generasi Indonesia yang hebat,” terangnya.

Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyatakan dukungannya terhadap gerakan ini. “Ini harus menjadi gerakan, bukan program biasa. Gerakan ini harus betul-betul didukung oleh berbagai pihak, terutama guru-guru dan orang tua. Kami di Komisi X DPR RI tentunya sangat mendukung gerakan ini. Turut ingin menyosialisasikan, sehingga setiap anak Indonesia saat ini akan terbiasa berpikir kritis dan analitis,” ucapnya.

Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Selain itu, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG), Nunuk Suryani, pun menyoroti bahwa ini merupakan tugas bersama dalam memastikan semua anak Indonesia Merdeka dari ketertinggalan belajar dan akses pendidikan yang terbatas, agar mereka dapat tumbuh jadi generasi yang berkontribusi pada negara. 

Kemendikdasmen Luncurkan Gerakan Numerasi Nasional

Dirjen Nunuk menyampaikan bahwa GNN merupakan inisiatif strategis yang bertujuan meningkatkan kemampuan numerasi siswa dan menumbuhkan budaya berpikir kritis, logis, dan analitis di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. “Gerakan ini sengaja dirancang agar bersumber dari akar rumput dan melibatkan partisipasi semesta untuk memastikan capaian yang berkelanjutan dan inklusif,” ujarnya.

Rangkaian acara peluncuran GNN juga mencakup Pembukaan Bimbingan Teknis Calon Fasilitator Nasional Matematika GEMBIRA serta peresmian Taman Numerasi di Unit Pelaksana Teknis (UPT) GTKPG pada 16 provinsi, 156 sekolah, dan 13 desa di sebagian wilayah Indonesia secara simbolis untuk tahap awal, dengan harapan akan bertambah pada waktu mendatang. ***

Sumber: Siaran Pers Nomor: 458/sipers/A6/VIII/2025 Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Share:

Kunjungan MGMP Informatika SMP Kabupaten Malang: Hadapi Generasi Digital, Guru Informatika Harus Adaptif, Komunikatif, dan Inovatif

BBGP Provinsi Jawa Timur menerima kunjungan sekitar 60 anggota MGMP Informatika SMP Kabupaten Malang di Ruang Nusantara 2 Lantai 2, Rabu (15/01/2025). Ketua MGMP Informatika SMP Kabupaten Malang Alya Rahayu Tresnaning didampingi Sekretaris Elly Fauziah dan Pembina Ainul Mutamakin, menyampaikan bahwa kunjungan ke BBGP Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu langkah MGMP mempersiapkan para guru Informatika SMP menghadapi perubahan yang terus berjalan ini. 

Kepala BBGP Provinsi Jawa Timur Dr. Abu Khaer, M.Pd. dalam sesi sambutan membuka presentasi Program-Program Prioritas 2025 dengan dua pertanyaan: "Apa yang harus saya lakukan sebagai guru Informatika dengan hadirnya AI?" dan "Apakah Ibu/Bapak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh AI?"
Kunjungan MGPMP Informatika SMP Malang
Dalam menghadapi zaman yang sering dirujuk sebagai era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) ini, Abu Khaer mengimbau untuk senantiasa ramah akan perubahan yang terjadi. Untuk itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan visi barunya yaitu Pendidikan Bermutu untuk Semua, mengawalinya dengan merancang gerakan pendidikan karakter bagi anak melalui pembiasaan Tujuh Kebiasan Anak Indonesia Hebat, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat cepat, dalam kehidupan mereka sehari-hari. 

Pembiasaan dasar bagi anak dipandang perlu sebagai langkah strategis untuk membentuk individu yang memiliki karakter kuat menghadapi perubahan di masa mendatang. Oleh karena itu, Abu Khaer mengemukakan pembiasaan anak perlu diawali dari rumah sendiri sebagai madrasah pertama anak, kemudian di sekolah, dan masyarakat. Trisentra pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara itu telah ditambahi satu lagi dengan media menjadi catursentra pendidikan oleh Mendikbud Abdul Mu’ti, untuk menekankan betapa media terutama media sosial telah menjadi pusat komunitas belajar dan bermasyarakat pada era VUCA ini. Untuk itu pula Abu Khaer mengimbau para guru untuk mengikuti media-media penting yang meng-update informasi guru di samping media BBGP Jatim, seperti media Kemendikdasmen, Ditjen GTK, Guru Dikdas, PPG, dan pusat pendidikan karakter.

Pendidikan untuk Semua menurut Abu Khaer mencakup pendidikan yang inklusif dan dapat menjangkau semua. Teknologi dan informasi yang telah dikembangkan dapat menjadi pengungkit untuk mempercepat visi ini, menyebarkan dan menjangkau seluruh pelosok negeri.
Kunjungan MGPMP Informatika SMP Kab. Malang
Abu Khaer juga menyampaikan penyelenggarakan penguatan pendidikan karakter sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Bersama Mendikdasmen, Mendagri, dan Menteri Agama tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan, yaitu pembiasaan yang penuh kesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Mari kita  selenggarakan pendidikan bermutu dengan suasana gembira, dan saya yakin Bapak/Ibu sudah punya kiat-kiat bagaimana pembelajaran dikemas dengan bergembira, membersamai anak-anak kita menyongsong zamannya," ujarnya mengakhiri uraiannya.

Widyaiswara BBGP Provinsi Jawa Timur, Istiqomah, melanjutkan memaparkan tentang urgensi literasi digital dan deep learning dalam pembelajaran anak yang ia sebut sebagai generasi digital.

"Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi muslim, mulai dari buaian sampai liang lahat, atau istilah sekarang pembelajaran sepanjang hayat," demikian Istiqomah memulai paparannya, menjawab topik yang diajukan MGMP Informatika SMP Kabupaten Malang, yaitu "Masihkah Pembelajaran Informatika Diperlukan oleh Generasi Digital?"
Istiqomah Kunjungan MGPMP Informatika SMP Malang
Kata kunci untuk menghadapi segala perubahan menurut Istiqomah ada tiga: adaptif, komunikatif, dan inovatif. Ia menambahkan, jika ada sesuatu yang belum dipahami sebaiknya dibahas bersama, karena ketika menghadapi sesuatu yang baru, bisa jadi pemahaman itu belum utuh. Jadi tidak sekadar mendampingi anak mengonsumsi sebuah konten untuk pengetahuan, atau lanjut pada mengajarkan keterampilan pembuatannya, tapi juga menanamkan literasi digital. 

Literasi digital yang dimaksud adalah kesadaran, sikap, dan kemampuan individu untuk menggunakan alat dan fasilitas digital secara tepat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan mensintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif; dan merenungkan prosesnya.

Literasi digital vital untuk menghadapi risiko negatif dari konten-konten yang berseliweran di media sosial, yaitu konten-konten yang sekilas positif namun di baliknya justru kontraproduktif terhadap tujuan utama pembangunan karakter manusia, yaitu akhlak. 

Di antara dampak negatif yang dapat diamati pada anak-anak Gen Z adalah sikap pembosan dan kekurangan daya lenting. Pembosan bisa jadi merupakan dampak dari banjir informasi maupun bombardir konten yang tak pernah berhenti, sedangkan kekurangan daya lenting menghadapi masalah bisa jadi merupakan dampak dari kepesatan laju teknologi yang kian memudahkan. Namun, di balik itu semua juga tampak ketidakberdayaan orang tua mengantisipasi dan membersamai anak-anaknya yang sekarang telah memasuki Gen Alpha menghadapi era digital ini

Sebagian orang tua melakukan proteksi berlebihan pada anaknya. Bagi para orang tua yang memilih tindakan itu, Istiqomah mengingatkan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Rhenald Kasali: "Orang tua itu memang tidak mau anaknya menderita atau mengalami kesulitan seperti mereka. Padahal kesulitan itulah yang membentuk daya lentingnya." 

Keresahan orang tua dan guru menghadapi semua itu harus dijadikan pemantik untuk ikhtiar positif menghadapinya. Salah satu langkahnya adalah menandingi konten negatif dengan membuat konten-konten positif, dan mengarahkan anak-anak ke sana. Guru juga perlu membimbing pemanfaatan media sosial anak didik. Karena posting media sosial pribadi sekarang banyak dipakai sebagai pertimbangan dalam perekrutan satu pekerjaan, maka akun media sosial pribadi anak hendaknya diarahkan juga mengantisipasi yang demikian itu.

Dengan semua tugas yang harus dijalankan itu, Istiqomah mengakui betapa beratnya beban peran guru sehingga ia istilahkan pengawal masa depan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. 
***
Penulis: Tricahyo A.
Fotografer: Ali Sofyan

Share:

BBGP Provinsi Jawa Timur Lanjutkan PSP Angkatan 1 dengan Lokakarya Penguatan Literasi

Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur (BBGP Jatim) mengawali tahun ini dengan melanjutkan kegiatan Program Sekolah Penggerak, yaitu Lokakarya Penguatan Literasi Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1 untuk Wilayah Provinsi Jawa Timur, pada 27 dan 28 Januari 2024. Peserta kegiatan Lokakarya Penguatan Literasi ini terdiri dari guru komite pembelajaran, kepala sekolah Penggerak, dan pengawas sekolah Penggerak dari wilayah Kabupaten Gresik, Kota Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kota Batu, dan Kota Probolinggo. 

Lokakarya Penguatan Literasi Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1 untuk Wilayah Provinsi Jawa Timur

Melalui lokakarya ini, para peserta diharapkan mampu memahami konsep literasi, menemukenali miskonsepsi literasi, merancang asesmen awal pembelajaran untuk memetakan kemampuan literasi murid, merancang strategi sekolah untuk menguatkan kecakapan literasi murid, dan bekerja sama merancang program literasi sekolah. Dengan kemampuan tersebut, para peserta pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kecakapan dan budaya literasi murid di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran dalam lokakarya dirancang dengan alur MERRDEKA khas PGP dan PSP, yaitu: Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Refleksi Terbimbing, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri, dan Aksi Nyata. 

Pertama, para peserta mulai dari diri dengan menjawab pertanyaan untuk menguji pemahaman awal terkait literasi. Selanjutnya, peserta mengeksplorasi konsep dengan mengakses materi tentang literasi yang disajikan dalam berbagai media. Ragam pembahasan mulai dari definisi, perkembangan pemaknaan, tujuan, hingga manfaat literasi. Pada tahap ini juga dibahas bagaimana mengeksplorasi rapor pendidikan untuk mengetahui jenjang kecakapan literasi murid dan indikator prioritas tiap jenjang pendidikan yang akan dipakai pada tahap selanjutnya. Setiap pembahasan diselingi dengan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan objektif maupun subjektif untuk mengecek pemahaman akan materi. 

Pada tahap refleksi terbimbing, guru diajak melakukan refleksi apakah praktik pembelajaran yang dilakukan sudah menguatkan literasi berdasarkan konsep yang tepat, sedangkan kepala sekolah dan pengawas melakukan refleksi apakah program literasi yang dilakukan sudah berdasarkan konsep yang tepat. Pada tahapan ini, fasilitator memberikan pertanyaan pemantik, penguatan, serta umpan balik untuk refleksi yang tengah dilakukan para peserta. 

Refleksi Terbimbing Lokakarya Penguatan LiterasiPSP Angkatan 1

Pada tahap selanjutnya, kepala sekolah dan pengawas berkolaborasi menyusun strategi penguatan literasi di lingkungan akademik berdasarkan prinsip-prinsip disarikan dari gagasan Carol S. Beers, James W. Beers, dan Jeffrey O. Smith dalam buku mereka A Principal's Guide to Literacy Instruction. Sementara itu, guru menyusun rencana asesmen awal pembelajaran terkait kemampuan literasi murid. 

Pada tahap elaborasi pemahaman dan koneksi antar materi, antarpeserta berdiskusi terkait hasil penugasan di tahap Ruang Kolaborasi, kemudian saling memberikan umpan balik. Fasilitator berperan meluruskan jika terdapat miskonsepsi pemahaman pada tahapan ini. Terakhir, para peserta memperbaiki hasil penugasan tahap sebelumnya untuk menjadi rencana aksi nyata. 

Unduh: Lembar Kerja Penguatan Literasi

Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah program transformasi sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yaitu kepala sekolah dan guru yang unggul. PSP akan mengakselerasi sekolah negeri maupun swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak satu hingga dua tahap lebih maju. Pada tahun ajaran 2023/2024, Kemendikbudristek menargetkan mencapai dua puluh ribu sekolah penggerak di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Hingga tahun ini, Provinsi Jawa Timur memiliki 2.128 sekolah yang mengikuti PSP,  yaitu pada PSP Angkatan 1 sebanyak 293 sekolah, Angkatan 2 sebanyak 927 sekolah, dan Angkatan 3 sebanyak 908 sekolah, dengan rincian jenjang PAUD 763 sekolah, SD 849 sekolah, SMP 353 sekolah, SMA 123 sekolah, SLB sekolah, dan SLB 40 sekolah.  ***

Penulis: Tricahyo A.

Share:

Definisi dan Tujuan Literasi Digital versi Kemkominfo

Literasi digital sektor pemerintahan dapat dipahami dari definisi ringkas literasi digital versi Kerangka Kerja Uni Eropa berikut ini: 

"Digital Literacy is the awareness, attitude, and ability of individuals to appropriately use digital tools and facilities to identify, access, manage, integrate, evaluate, analyse, and synthesize digital resources, construct new knowledge, create media expressions, and communicate with others, in the context of specific life situations, in order to enable constructive social action; and to reflect upon this process."

"Literasi digital adalah kesadaran, sikap, dan kemampuan individu untuk menggunakan alat dan fasilitas digital secara tepat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan mensintesis sumber daya digital, membangun pengetahuan baru, membuat ekspresi media, dan berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif; dan merenungkan prosesnya."

Definisi dan Tujuan Literasi Digital versi Kemkominfo

Dapat disarikan bahwa sebagai sebuah kesadaran, sikap dan pengetahuan, literasi digital merupakan sebuah konstruk psikologis yang menjadi salah satu life skills untuk menjadi warga digital yang sehat dan produktif. Pada kondisi kehidupan digital di Indonesia, secara khusus dirumuskan bahwa literasi digital sektor pemerintahan dibangun dari empat pilar berikut ini:

  1. Budaya digital, merupakan bagian dari budaya yang sudah berlaku bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Budaya digital ini diharapkan mampu menghasilkan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan warga digital lokal/nasional/global.
  2. Etika digital, yaitu suatu etika komunikasi sebagai wujud ungkapan rasa hormat pada orang lain di kehidupan digital. Dan rasa hormat adalah yang menghubungkan perasaan dan akal budi/rasionalitas. Etika komunikasi digital menjadi sarana individu dalam berinteraksi digital secara sehat dalam rangka membangun sistem sosial digital.
  3. Keamanan dan keselamatan digital, yaitu suatu tata kelola untuk antisipasi risiko dan pengelolaannya. Keamanan dan keselamatan digital penting untuk dipahami supaya tercipta suatu wujud sosial dari lingkungan budaya digital yang sehat.
  4. Kecakapan digital, yaitu suatu kecakapan yang diperlukan untuk dapat menjalani kehidupan digital dengan sehat dan produktif, serta berkontribusi dalam membangun lingkungan budaya digital. Kecakapan digital merupakan wujud dari perilaku yang nampak dan juga produk dari suatu budaya digital yang diharapkan.

Pemahaman terhadap literasi digital tersebut mengindikasikan suatu proses belajar sepanjang hayat. Mengingat dinamika kehidupan digital yang dinamis, maka refleksi terhadap proses dan apa yang sudah dilakukan merupakan suatu situasi dimana individu dituntut untuk selalu belajar secara terus menerus bagaikan sebuah perjalanan.

Secara tegas, pemerintah memberikan fokus pada peningkatan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai (Kajian Roadmap Literasi Digital, 2020). Sebagai program, tujuan literasi digital dirumuskan berikut ini:
  • Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, kreativitas, dan kecakapan teknologi digital
  • Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas budaya penggunaan teknologi digital yang aman
  • Mendorong peningkatan kecakapan dasar anti konten-negatif (anti hoax, anti-perundungan, anti ujaran kebencian, anti pornografi, anti pembajakan, anti radikalisme dan anti SARA, dsb)
  • Memberikan, mendorong, dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dasar pemanfaatan teknologi digital baru (emerging technology—antara lain robotika, IoT, AI, dan Big Data)
  • Menguatkan pengetahuan, pemberdayaan, dan fasilitas komunitas berbasis teknologi digital
Sementara itu, tujuan utama dari program literasi digital adalah tercapainya kewargaan digital Indonesia. Literasi digital pada masyarakat 5.0 sudah menjadi keterampilan dasar hidup untuk menjadi kewargaan digital yang produktif dan sehat. Dengan mengadaptasi karakteristik kewargaan digital dari UNICEF, berikut ini adalah indikator yang disesuaikan dengan visi bangsa Indonesia dan nilai-nilai Pancasila:
  1. Keterlibatan yang kompeten dan positif dengan teknologi dan data digital (membuat, menerbitkan, bekerja, berbagi, bersosialisasi, menyelidiki, bermain, berkomunikasi, dan belajar);
  2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab (nilai, keterampilan, sikap, pengetahuan, dan pemahaman kritis) dalam masyarakat (lokal, nasional, global) di semua tingkatan (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan antarbudaya);
  3. Terlibat dalam proses pembelajaran seumur hidup (dalam pengaturan formal, informal, non- formal) dan terus-menerus membela martabat manusia dan semua hak asasi manusia yang menyertainya.
Sumber: 
Modul Sosialisasi Literasi Digital Sektor Pemerintahan Kemkominfo Tahun 2023
Martin, Alan (2006). A European framework for digital literacy. https://doi.org/10.18261/ISSN1891-943X-2006-02-06
Share:

Update Informasi

Peningkatan Kompetensi & Kesejahteraan Guru melalui Program PPG
    Sehubungan dengan pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Guru Tertentu (Dalam Jabatan) tahun 2024, Kemendidkasmen menyatakan:
  1. . PPG bagi Guru Tertentu tahun 2024 dilaksanakan melalui 3 tahap, yakni Piloting PPG bagi Guru Tertentu tahap 1 dengan peserta sebanyak 90.487, Piloting tahap 2 sebanyak 211.068 peserta, dan di tahap 3 sebanyak 305.046 peserta.
  2. Total keseluruhan peserta PPG bagi Guru Tertentu tahun 2024 adalah sebanyak 606.601 dengan kelulusan sejumlah 598.558 (98,59%). Dan menjadi pelaksanaan Tertentu tahun 2024 dengan kelulusan sejumlah 598.558 (98,59%). Ini merupakan pelaksanaan PPG bagi Guru Tertentu dengan jumlah peserta terbanyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
  3. PPG bagi Guru Tertentu tahun 2024 menjadi transformasi besar PPG bagi Guru Tertentu dan upaya percepatan sertifikasi guru dengan sasaran lebih besar dan dapat mendukung penuntasan guru yang belum memiliki sertifikat pendidik.
  4. Kemendikdasmen terus mengupayakan penuntasan sertifikasi bagi 1.3 juta guru dan berharap semua guru di Indonesia telah memiliki sertifikasi pendidik (serdik) paling lambat di tahun 2026
  5. Penyelenggaraan program PPG bagi Guru Tertentu dilakukan melalui pembelajaran mandiri dan penugasan terstruktur secara daring, tanpa memungut biaya pada peserta atau gratis, karena sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
  6. Saat ini, terdapat sekitar 480 ribu guru yang mengikuti seleksi administrasi PPG bagi Guru Tertentu yang telah dilaksanakan pada 28 November hingga 20 Desember 2024 melalui aplikasi SIMPKB.
Perpindahan KS Sekolah Penggerak
  1. Membuat Berita Acara difasilitasi oleh Dinas.
  2. Dinas berkoordinasi dengan BBPMP Jatim dengan membuat surat (dilampiri BA) dialamatkan kepada Dirjen PDM tembusan ke Kepala BBPMP Jatim dan Kepala BBGP Jatim.
  3. BBPMP Jatim akan memberikan link usulan perubahan KS tsb.
  4. Setelah disetujui dan keluar SK dari Dirjen PDM, Tim Kerja PSP di Dit. KSPS dan Tendik akan memberikan informasi ke TIm Pengembang SimPKB agar KS baru tsb disinkronkan ke Program Sekolah Penggerak di SimPKB.
  5. Laporan PMO oleh KS khusus bulan Agustus, terakhir tanggal 20 September 2023.
Sekolah Penggerak (03/05/2023)
  1. Ploting FSP dengan sekolah dampingan sedang proses dikerjakan.
  2. Penyamaan persepsi FSP seluruhnya dilakukan oleh Direktorat sehingga undangan dll. akan disampaikan oleh direktorat.
  3. Di wilayah lain juga sedang proses ploting, dan penugasan sebagai NS Pelatihan KP menunggu selesainya kegiatan Penyamaan persepsi FSP tersebut.
Pengelolaan Kinerja PMM (09/01/2024)
  • Perencanaan Pengelolaan Kinerja dapat dilakukan hingga 31 Januari 2024. Setelah itu, Anda dapat melanjutkan ke tahap Pelaksanaan. Jadi, Anda masih memiliki waktu untuk memahami langkahnya dan mendiskusikan rencana kinerja Anda bersama kepala sekolah.

Info Internal

SKP dan Kehadiran
  1. Rekap data presensi dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 3 Setiap Awal Bulan.
  2. Apabila ada ketidaksesuaian data, mohon segera konfirmasi ke bagian Subpokja Tatalaksana dan Kepegawaian sebelum tanggal 3 di awal bulan.
  3. Selama bulan Ramadhan, presensi masuk mulai pukul 08.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB kecuali Jumat pukul 15.30 WIB.
  4. DL (Dinas Luar) : Tidak Melakukan perekaman Absensi KDK/KDM pada Asigo/mesin finger
  5. DD (Dinas Dalam) : Melakukan perekaman Absensi sesuai jadwal KDK/KDM
  6. DO (Dinas Online/Daring) : Melakukan perekaman Absensi sesuai jadwal KDK/KDM
  7. PIKET : Melakukan perekaman Absensi KDK
  8. NB:- Dimohon dapat menaati jadwal KDK/KDM/PIKET dari Tim Kerja yang telah disampaikan ke Tim Kerja Kepegawaian; - Dimohon tidak melakukan tukar menukar jadwal sesama pegawai; - Data Kehadiran yang kami sampaikan ke bagian keuangan adalah dari sistem, jadi pegawai dapat mengecek secara berkala kehadiran masing-masing. Terima kasih kami sampaikan atas bantuan dan kerja samanya🙏🏻 Admin Kehadiran-Tim Kerja TLK
  9. Dimohon untuk mengisi Log Harian setiap hari.
catatan:
  • pengecekkan kehadiran pada laman kehadiran GTK dilakukan setiap hari diatas pukul 13.00 WIB;
  • dimohon dapat berkonfirmasi, apabila ada yang belum sesuai dengan kehadirannya;
  • Konfirmasi kehadiran dapat disampaikan kepada admin kehadiran masing-masing kantor (Admin Kehadiran Kantor Batu/Admin Kehadiran Kantor Sidoarjo);
  • dimohon Pokja menginformasikan kepada Kepegawaian terkait kepanitian apabila ada update nama-nama petugas yang ditunjuk/diganti.

Logo RBI